Friday 12 September 2014

Tidak sedikit kita melihat bahwa masih ada sebagian guru yang hanya mengejar materi pembelajaran yang ditentukan tanpa melihat bahwa hal kecil harus di utamakan. Paling tidak jika anak didik dibekali dengan bersyukur materi apapun yang disampaikan guru pasti akan diterima. Dalam kurikulum 2013 ini berharap etika, akhlak serta karakter harus nampak bukan hanya tulisan-tulisan atau tugas yang menumpuk.

Mari kita belajar bersyukur untuk diri sendiri juga memberi bekal kepada anak didik kita untuk bisa bersyukur.

Ali berkata, "Orang yang tidak bersyukur berarti tidak menerima ketuhanan-Nya." Seorang pencari ilmu yang ikhlas tidak dapat berada dalam keadaan lain kecuali syukur, meskipun mungkin ia tidak suka pada keadaan yang dihadapinya. Ia bersyukur secara ikhlas, lahiri, dan bebas. Meskipun seseorang dilalimi, ia masih mungkin melakukan tindakan yang layak dan masih bersyukur diberikan kesempatan baik untuk meluruskan kelaliman tersebut maupun lari dari kelaliman itu, jika ia tak dapat meluruskannya. Siapa pun yang tidak bersyukur di setiap keadaan yang dialaminya berarti kurang ilmunya.

Cara pertama untuk menumbuhkan rasa syukur pada anak didik adalah dengan mencintai anak secara nyata. Guru perlu mengajar dan membimbing anak didik agar mereka tahu apa dan bagaimana caranya bersyukur. Pasalnya rasa syukur tidak tumbuh dengan sendirinya, apalagi pada diri seorang anak.

Untuk menumbuhkan rasa syukur pada anak didik, cara yang pertama adalah dengan mencintai anak. Rasa cinta yang nyata dari guru kepada anak didikdapat membuat anak merasa dicintai dan selalu berpikiran positif.

    Setiap anak adalah spesial, mereka memiliki kelebihan sendiri-sendiri. Dengan menyadari hal itu dan menemukan kelebihannya membuat anak sadar ada begitu banyak hal yang bisa ia syukuri dalam hidupnya.

Beberapa langkah yang dapat orangtua lakukan agar anak menjadi pribadi yang pandai bersyukur:
  1. Anak diminta menuliskan setidaknya lima hal yang ia syukuri setiap hari. Misalnya, “Aku bersyukur mendapat nilai 100” atau “Aku bersyukur diberi hadiah kakak”.
  2. Anak diminta menuliskan setidaknya tiga hal yang dapat ia lakukan untuk orang lain. Misalnya, “Aku bersyukur bisa membantu adik menyelesaikan PR-nya” .
  3. Anak diminta menuliskan setidaknya tiga hal yang baru terjadi padanya yang membuat ia bersyukur. Misalnya, “Dalam perjalanan pulang ke rumah tadi, aku melihat seorang anak mengamen di lampu merah. Aku bersyukur karena tidak harus mengalami hal itu” .
  4. Anak diminta mengucap syukur atas tiga hal yang telah membuatnya bersyukur. Misalnya, berterima kasih kakak yang telah membangunkannya, berterima kasih kepada ayah setelah mengantarkannya ke sekolah, berterima kasih kepada Tuhan karena memberikannya hari yang indah.

Demikian tips yang saya sampaikan supaya sebagai bahan koreksi diri saya sendiri juga untuk teman teman. Semoga bermanfaat.

0 komentar :

Post a Comment